Liputan6.com, Jakarta – Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, UNESCO menetapkan arsip pidato Bung Karno sebagai Memory of The World (Memori Dunia).

“Hal itu diputuskan berdasarkan sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10 hingga 24 Mei 2023. Telah diputuskan dan ditetapkan,” ujar Rieke dalam keterangan tertulis, Kamis (25/5/2023).

Ia merinci, UNESCO menetapkan arsip pidato Sukarno atau Bung Karno berjudul ‘To Build The World Anew’, disampaikan dalam Sidang Umum PBB 1960 silam.

“Kedua adalah arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, tahun 1961,” ucap Rieke.

Rieke menceritakan, sekitar 2013 lalu, dirinya berdiskusi dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan membahas tentang arsip-arsip bangsa yang berkontribusi pada perjalanan peradaban dunia.

“Arsip-arsip yang penting menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia. Dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang,” papar Rieke.

Rieke yang juga merupakan Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengatakan, kala itu, mereka menilai ada tiga arsip penting. Ketiga arsip itu disebut sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20.

“Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955 lalu arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, 1961. Ada juga arsip Pidato Presiden ke-1 RI, Ir Soekarno di Sidang PBB, New York, 1960,” terang Rieke.

Dia menjelaskan, ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan. Ketiganya, menurut Rieke, juga menjadi pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa.

“Bebas aktif dan difensif aktif, sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia,” kata Rieke.

 

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Presiden Pertama RI Soekarno di Kompleks Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (7/2/2020).